Acara ini dihadiri Pj Bupati Pasuruan, Abdul Hamid, Wakil Wali Kota Pasuruan  Raharto Teno Prasetyo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota/Kabupaten Pasuruan, Kepala OPD Pemerintah Kabupaten dan  Kota, Camat dan Perwakilan Kepala Desa.
Seminar ini menghadirkan pembicara Imam Wahyudi dari Dewan Pers Jakarta,  Akhmad Munir selaku Ketua PWI Jawa Timur, Suko Widodo dari Akademisi Unair dan Irsyad Yusuf yang didapuk sebagai Tokoh Masyarakat.
Dalam seminar tersebut,  Agus Sunjoto dari AKD, mengeluhkan soal keberadaan wartawan “abal-abal” yang diluar wadah PWI. Selama ini, keberadaan wartawan abal-abal ini menganggu kinerja seluruh Kades. Wartawan ini datang menakut-nakuti lalau ujung-ujungnya minta duit. Kalau tidak, mengancam akan dilaporkan ke penegak hukum.
“Bagaimana mengatasinya? ” tanya Agus kepada nara sumber. Pertanyaan ini dijawab langsung oleh Ahmad Munir, Ketua PWI Jatim. Kata Munir, penangkalnya, Kades harus berani melaporkan perbuatan mereka ke polisi. “Biar Pak Polisi yang menangani. Bisa pemerasan, bisa pula pencemaran nama baik. Tergantung perbuatan apa yang dilakukan, ” jawab Ahmad Munir.
Masih kata Akhmad Munir, transparansi pembangunan kerap disalah gunakan oleh oknum wartawan. “Wartawan profesional adalah  yang karyanya memenuhi standar pers dan karya jurnalistik serta  taat kepada kode etik jurnalistik. Sedangkan wartawan abal-abal orientasinya uang,” ujarnya.
Sementara Irsyad Yusuf, Bupati terpilih selaku tokoh masyarakat mengaku, pengalamannya selama menjadi Bupati Pasuruan selama 5 tahun lalu,  telah merasakan betul peran media. Pasuruan dikenal luas karena peran media. Pasuruan banyak prestasi juga atas peran media. (zaelani)